ini bermula kira-kira setahun yang lalu. Saat itu umurku
mendekati 18 tahun. Aku ingat betul karena ceritaku ini terjadi berdekatan
dengan ulang tahunku, dan mungkin sedikit berhubungan dengan ulang tahunku itu.
Hari itu adalah tepat satu hari sebelum hari ulang tahunku
yang ke 18. Saat itu aku dan Mamaku sedang makan malam berdua. Oh iya ada yang
hampir kulupakan. Sejak umur 15 tahun aku tinggal berdua dengan Mamaku.
Orangtuaku bercerai ketika aku berumur 15 tahun. Dan aku memilih untuk ikut
Mama. Entah kenapa tapi sejak kecil aku memang lebih dekat ke Mama. Mungkin
karena Mama sangat sayang kepadaku.
Aku dan Mama tinggal di sebuah rumah yang lumayan besar.
Maklumlah, Kakekku (dari pihak Mama) adalah pengusaha yang sangat sukses. Dan
Mama adalah penerusnya. Oh iya sebagai gambaran, saat itu Mamaku masih berusia
33 tahun. Hari ulang tahun Mama terpaut dua minggu dari hari ulang tahunku.
Mama mempunyai wajah yang sangat cantik. Berkulit kuning
langsat yang menambah kecantikannya. Dengan tinggi dan berat sekitar 165 cm dan
45 kg membuat Mama terlihat sangat ideal. Sedangkan buah dada Mama kuperkirakan
berukuran 36 yang nantinya ternyata terbukti perkiraanku salah.
Kembali ke cerita awal. Pada saat asyik-asyiknya aku melahap
makan malamku, Mama tiba-tiba berkata, “Ton, besok kamu kan ulang tahun.” ..
Aku yang lagi enak-enaknya makan sih hanya mengangguk saja. Melihat aku yang
tidak begitu menanggapinya, Mama berkata lagi, “Kalo Mama nggak salah umurmu
udah 18 tahun kan?”
Dan seperti tadi, aku pun hanya mengangguk-angguk saja
sambil tetap melahap makanan di depanku. “Ton, Mama ingin ulang tahunmu besok
menjadi ulang tahun yang berkesan buatmu. Jadi kamu boleh meminta kado apa saja
yang kamu mau.”
Aku yang mulai tertarik dengan ucapan Mama pun bertanya,
“Kado apa saja Ma..?”
“Iya, kado apa saja yang kamu mau,” jawab Mama.
Dengan hati-hati aku bertanya lagi, “Ma, Toni kan udah gede.”
“Betul, Mama tau itu. Lalu..?” tanya Mama penuh selidik.
“Toni rasa udah waktunya Toni tau yang namanya… seks,” kataku dengan hati-hati.
Kulihat Mama agak terkejut dengan perkataanku barusan. Tapi
setelah dapat menguasai keadaan, Mama pun tersenyum sambil bertanya, “Apa nggak
ada kado lain yang lebih kau inginkan dari pada itu, Ton..?”
“Tadi Mama bilang boleh minta kado apa saja, kok sekarang
jadi menolaknya. Kalo Mama nggak mau ya udah. Beri aja Toni kado sweater atau
baju seperti ulang tahun Toni yang udah-udah.” kataku dengan wajah agak muram.
“Wow, tunggu dulu donk Sayang. Kan Mama belon bilang mau apa
nggak. Jadi jangan ngambek dulu donk.” kata Mama dengan wajah sabar.
“Jadi… boleh nggak, Ma..?” tanyaku dengan tidak sabar.
“Setelah Mama pikir, bolehlah. Buat anak tercinta sih apa saja boleh kok
Sayang..” jawab Mama.
“Terima kasih Ma. Toni sayang banget sama Mama.” jawabku dengan antusias.
Waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba. Seperti malam kemarin,
aku dan Mama lagi makan malam berdua. Malam itu Mama terlihat cantik sekali.
Mama tiba-tiba berkata, “Ton, kamu udah siap menerima kado istimewamu..?” tanya
Mama dengan tersenyum manis.
Aku yang memang sudah tidak sabar langsung saja menjawab,
“Ya jelas siap donk, Ma.”
Setelah selesai makan Mama menggandengku ke ruang televisi.
“Duduk di sini Sayang. Tunggu sebentar ya..!” kata Mama
sambil menyuruhku duduk di permadani.
Mama lalu masuk ke kamarnya. Tidak lama kemudian Mama keluar
dari kamar. Aku terkejut, karena sekarang Mama hanya memakai baju tidur yang
sangat seksi dan menonjolkan setiap lekuk tubuhnya. Di tangannya, Mama memegang
beberapa buah CD.
Mama lalu menuju ke VCD player lalu memasang CD yang
dibawanya. Setelah diputar, ternyata itu adalah VCD XXX, VCD yang pertama
kuingat berjudul ‘****’. Setelah duduk di sebelahku, Mama memandangiku sambil
berkata, “Kamu udah siap Ton..?” tanya Mama.
“Udah dari tadi Ma.” jawabku.
Mama pun mendekatkan wajahnya ke wajahku. Lalu sedetik
kemudian Mama mulai mencium bibirku. Dengan refleks aku pun membalas ciumannya.
Dan tidak lama kedua lidah kami pun bertautan.
“Mmmh.. mmhh.. mmm..” hanya desahan saja yang terdengar kini
dengan diiringi desahan-desahan dari film yang diputar di TV.
Aku memeluk Mama erat-erat sambil tetap berciuman. Mama pun
terlihat sudah sangat terangsang. Tidak lama tanganku pun mulai menggerayangi
tubuh Mama. Tangan kiriku mulai meremas-remas payudara Mama dari luar baju
tidurnya. Sedangkan tangan kananku mulai meraba-raba selangkangan Mama.
“Ahh..!” teriak Mama ketika tanganku menyentuh vaginanya.
Setelah sekitar 20 menit kami saling berciuman dan saling
meraba, Mama melepaskan pelukan dan ciumannya. Lalu Mama menuntun tanganku
untuk membuka bajunya. Tanpa diminta dua kali, tanganku pun mulai beraksi
melepas baju tidur Mama dari tubuhnya.
Sekarang Mama hanya memakai BH dan celana dalam saja. Mama
tersenyum padaku lalu mendekatiku. Dan tidak lama, tangan Mama mulai berusaha
melepas pakaian yang kukenakan. Aku hanya menurut saja diperlakukan begitu. Dan
kini pun hanya tinggal CD saja yang melekat di tubuhku.
Dengan tubuh yang sama-sama setengah telanjang, aku dan Mama
kembali berpelukan sambil berciuman. Hanya desahan saja yang terdengar di
ruangan. Lalu perlahan tanganku membuka kaitan BH Mama. Melihat aku yang
kesulitan membuka BH-nya, Mama tersenyum, lalu tangannya membantuku membuka
BH-nya. Sekarang buah dada Mama yang indah itu pun terpampang jelas di depanku.
“Tetek Mama gede banget sih. Toni suka deh,” kataku sambil
meraba payudara Mama.
“Jangan diliatin aja donk Sayang..! Dijilat dan disedot donk Sayang..!” pinta
Mama.
Tanpa dikomando dua kali, aku langsung saja menjilati
payudara Mama yang sebelah kanan. Sedangkan tangan kananku meremas-remas
payudara Mama yang sebelah kiri.
“Aahh… Ohhh… fuck..!” teriak Mama ketika buah dadanya
kujilat dan kusedot-sedot.
Secara bergantian payudara Mama kusedot dan kujilati,
sedangkan tangan kanan Mama meremas-remas batang penisku dari luar CD-ku. Dan
tanpa sadar, Mama berusaha melepaskan CD-ku. Aku pun tidak mau kalah. Setelah
puas menggarap payudara Mama yang besar itu, aku pun berusaha melepaskan CD
Mama.
Melihat kelakuanku yang tidak mau kalah, Mama hanya
tersenyum saja. Sesaat kemudian kami berdua sudah telanjang bulat. Aku hanya
dapat menelan ludah melihat tubuh indah Mama. Di selangkangan Mama, terlihat
bulu-bulu yang tertata rapi membentuk segitiga.
“Ton, kontol kamu gede bauanget,” kata Mama takjub melihat
batang penisku yang sudah menegang.
“Masa sih Mam..?” tanyaku seakan tidak percaya, “Tapi tetek Mama juga gede kok.
Emang tetek Mama itu ukuran berapa..?” tanyaku lagi.
“Ukuran 38B, emang kenapa si Ton. Kamu suka kan..?” tanya Mama.
“Ya jelas donk Mama sayang, mana mungkin Toni nggak suka.” jawabku, dan
tanganku kembali meremas payudara Mama sambil menggigitnya.
“Aauww..!” teriak Mama, “Kamu nakal Sayang, masa tetek Mama
digigit..?” kata Mama manja.
“Ma’af, Ma. Toni nggak sengaja.” jawabku sekenanya.
“Nggak apa-apa kok Sayang, Mama suka kok. Kamu boleh memperlakukan Mama
sesukamu.” kata Mama sambil tangan kanannya masih meremas-remas kemaluaku.
Dan tidak lama Mama pun berjongkok, lalu tersenyum. Mama
mendekatkan wajahnya ke kemaluanku, lalu mulai mengeluarkan lidahnya.
“Uuhh… aahh… enak Mam..!” aku berteriak ketika lidah Mama
mulai menyentuh kepala penisku.
Mama masih menjilati penisku, mulai dari pangkal sampai
ujung kepala penisku. Dan kedua bijiku pun tidak terlewatkan oleh lidah Mama.
Aku hanya memejamkan mata sambil mendesah-desah memperoleh perlakuan seperti
itu.
Setelah sekitar sepuluh menit, aku merasa kemaluanku berada
di sebuah lubang yang hangat. Aku pun membuka mataku dan melihat ke bawah.
Ternyata sekarang separuh penisku sudah masuk ke mulut Mama.
“Aahh… oohh.. yeeahh.. enaakk ba..nget Maa..!” teriakku
lagi.
Kuperhatikan penisku diemut-emut oleh Mama tanpa mengenai
giginya sedikit pun. Lidah Mama bergerak-gerak dengan lincah seperti ular. Dan
sekarang kulihat Mama menyedot-nyedot bulu kemaluaku seperti mau dikeramasi.
Aku merasa ada yang mau keluar dari penisku, aku tidak tahan
lagi, dan seerr.. Aku kaget juga, kupikir yang keluar tadi adalah sperma, tapi
tidak tahunya adalah air kencingku yang menyembur sedikit.
“Wah, ma’af Ma. Toni nggak sengaja.” kataku buru-buru dengan
napas yang masih terengah-engah.
Tapi apa yang terjadi, Mama malah menjilati air kencingku
yang berleleran. Gila.., sensasi yang kurasakan sangat luar biasa. Dan
tiba-tiba Mama menarik tanganku dan mengajakku ke kamar mandi. Kamar mandi kami
dapat dibilang sangat besar dan mewah. Sudah itu wangi lagi.
Mama menuntunku menuju jacuzi, lalu Mama pun berlutut lagi.
Batang penisku dikocok-kocok di depan wajahnya, terus disedot-sedot seperti
makan es krim. Setelah itu Mama berdiri lalu duduk di sebelahku. Kedua kakinya
dikangkangkan sehingga aku dapat melihat vaginanya dengan jelas.
“Sayang, sekarang kamu jilatin memek Mama ini..!” kata Mama
sambil menunjuk ke arah vaginanya.
Setelah itu Mama tidur telentang di lantai kamar mandi. Aku
langsung saja menuju bagian bawah pusar Mama. Kudekatkan wajahku ke vagina
Mama, lalu kukeluarkan lidahku dan mulai menjilati vaginanya.
“Ahh… fuuckkk.. yeaahh.. shiitt… hisapnya itilnya Sayang..!”
Mama hanya dapat meracau saat kujilati vagina dan klitorisnya kuhisap-hisap.
“Ohhh… Aahh.. fuuck… mee… yeaaahh… masukin kontolmu sekarang Sayang..! Mama
udah nggak tahan..!” pinta Mama memohon.
Aku pun perlahan bangun dan mensejajarkan tubuhku dengan
Mama. Kugenggam batang penisku, lalu perlahan-lahan kudorong pantatku menuju
vagina Mama. Ketika memasuki liang senggamanya, Mama berteriak-teriak, apalagi
ketika separuh penisku mulai menelusuri dinding vaginanya. Baru pertama kali
aku merasakan kenikmatan yang luar biasa seperti ini. Rasanya seperti
diurut-urut, enak seperti dielus-elus daging basah dan kenyal.
“Aahhkk enak se..kali.. Sayang..! Fuuuck… me.. hardeer..
honey..!” jeritan Mama memenuhi kamar mandi.
Setelah sekitar 10 menitan, aku mencabut batang kemaluanku
dari lubang vagina Mama. Mama terlihat sangat kecewa ketika aku melakukan itu.
Dan tidak lama kemudian aku meminta Mama untuk berganti posisi. Kuminta Mama
untuk menungging. Lalu dari belakang kuremas-remas pantat Mama yang semok itu.
Lalu kuarahkan batang penisku ke bibir vagina Mama. Setelah kurasa tepat, lalu
kusetubuhi Mama dari belakang dengan doggie style.
“Aduhh… enak… sekali Sayang..! Kamu… pin..tarr… Sayang..!”
jerit Mama ketika kusetubuhi dari belakang.
Sedangkan aku pun tidak kalah hebohnya dalam berteriak, “Maaa… memek.. nya..
e..naak..!”
Rupanya gaya itu membuat Mama sudah tidak tahan lagi, sehingga
sesaat kemudian, “Sayang Mama mau sam..paai… Aahhh..!” .. Mama berteriak keras
sekali, dan aku yakin kalau kami tidak berada di rumah itu, orang lain pasti
mendengar teriakan Mama.
Aku merasakan penisku seperti disiram cairan hangat. Walau
kusadari Mama sudah mencapai puncaknya, aku tetap saja memompa batang penisku
di dalam vagina Mama. Malah semakin giat karena sekarang liang Mama sudah licin
oleh cairan Mama.
Dan tidak lama, “Maa… Toni.. mau sampaaii nih..!” kataku
ketika aku merasa mau orgasme.
“Cabut kontolmu Sayaang..!” perintah Mama.
Segera saja batang kemaluanku kucabut dari liang Mama yang
masih menungging. Mama lalu berbalik kepadaku dan memegang batang penisku. Lalu
dibukanya mulutnya dan Mama pun mulai mengulum kemaluanku.
Dan, creet.. croott… crot..! air maniku menyemprot sebanyak
sepuluh kali ke dalam mulut Mama. Mama tidak langsung menelan spermaku,
melainkan memainkan spermaku di dalam mulutnya seperti orang yang sedang berkumur.
Dan sebelum ditelan, Mama membuka mulutnya dan menunjukkan spermaku yang ada di
dalam mulutnya itu. Baru setelah itu pejuku ditelan sampai habis.
Belum selesai sampai di situ, Mama menjilat-jilat batang
penisku dan membersihkan sisa sperma yang masih menempel di kemaluaku. Rasanya
ngilu, nyeri plus gimana gitu. Setelah itu kami berdua menuju ke ruang TV. Aku
dan Mama duduk bersebelahan dalam keadaan telanjang bulat.
“Bagaimana kado nya, Ton..?” tanya Mama ketika sudah agak
tenang.
“Luar biasa, Ma. Nggak ada kado yang sehebat tadi. Terima kasih, Ma.” sahutku.
“Mama bahagia kalo kamu puas. Sebenarnya Mama juga menginginkannya kok.” jawab
Mama.
“Lalu kenapa Mama nggak minta ke Toni..?” tanyaku lagi.
“Iya ya, kalo tau kamu punya kontol segitu gedenya Mama pasti
udah minta sejak dulu. Tapi nggak apa-apa kok, kan belon terlambat. Betul
kan..?” sahut Mama sambil tersenyum manis padaku.
“Iya Ma. Tapi Ma, setelah ini masih ada ronde selanjutnya
kan..?” tanyaku.
“Kalo kamu masih kuat, ya pasti donk Sayang..!” jawab Mama manja.
“Toni sayang banget sama Mama,” kataku.
“Mama juga sayang banget sama Toni.” jawab Mama.
Setelah berisrirahat secukupnya, kami berdua melanjutkan
persetubuhan kami sampai jam dua pagi. Setelah itu kami berdua tidur dalam
keadaan telanjang bulat. Dan keesokan harinya aku dan Mama, yang kebetulan lagi
tidak masuk kerja, berada di rumah dalam keadaan telanjang bulat selama sehari
penuh. Dan tidak terhitung berapa kali kami bersetubuh.
Sampai sekarang aku masih tinggal dengan Mama dan masih
setia menyetubuhi Mama setiap hari, selama Mama tidak haid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar